Senin, 01 April 2024

Pemimpi memimpin

Dulu, nun jauh dikala dirimu masih jadi gembala ternak. Dulu, ketika dikau masih bersenda gurau dikubangan. Kau dan temanmu selalu berkhayal akan ini dan akan itu jika dirimu menjadi pemimpin. Kau dan sohibmu selalu bergumam tak akan ini dan tak akan itu jika kau yang dapatkan kuasa atas negerimu.

Cerita masa lalu anak kecil selalu begitu, bermimpi sesukanya berceritera sekenanya. Belum ada beban dipundaknya, belum ada gangguan di saraf otaknya. cerita renyah akan masa depan negeri seolah mudah begitu saja dapat diubahnya. itulah anak kecil. sang pemimpi ingin memimpin.

Nah.. ada kata tapi nya ni kawan. Lain lubuk lain belalang, lain ladang lain belalang. tentu lain dulu pun lain sekarang. Dulu ceritanya begitu, sekarang tentu lah begini. karena kata orang-orang setiap masa ada orangnya pun setiap orang ada masanya. 

Dulu dirimu berkhayal melintasi ruang dan waktu, katanya kau ingin menjadi pemimpin lalu kau akan sejahterakan rakyatmu jika khayalan itu jadi nyata. dulu dirimu berimajinasi tak akan pernah korup seperak pun jika kepercayaan itu kau dapatkan.

Lagi itu dulu kawan..

Saat rasa laparmu masih bisa kau topang dengan sepotong bakwan Cek Murni.

Saat rasa dahagamu masih bisa kau hilangkan dengan menenggak air kran Masjid.

Tentu pun beda dengan sekarang kawan. 
Cek Murni sudah lama tiada, sehingga sambal bakwannya itu tak dapat lagi kau rasa.
Air kran Masjid tak lagi diterima oleh Cacing diperutmu, karna sudah terbiasa dengan air destilasi atau apalah namanya.

karnanya kawan, lain ladang lain belalang


Pemimpi memimpin

Dulu, nun jauh dikala dirimu masih jadi gembala ternak. Dulu, ketika dikau masih bersenda gurau dikubangan. Kau dan temanmu selalu berkhayal...